RSS Feed

Tag Archives: taubat

MENGAPA KITA HARUS BERTAUBAT?

Apa itu taubat? Taubat berasal dari kata taaba yatuubu taubatan, yang artinya, pertama ar ruju’ kembali. Asalnya tidak mau kemasjid kembali mau kemasjid, asalnya tidak mau menutup aurat kembali menutup aurat. Arti kedua, nadama, menyesal. Menyesal sering mengabaikan perintah Allah. Menyesal sering melawan suami. Dan yang ketiga, nawa, bertekad, berazam untuk memperbaikinya di masa yang akan datang.

Taubat secara istilah adalah kembalinya seorang hamba yang asalnya jauh kepada Allah menjadi dekat kepada Allah, dari maksiat menjadi taat, dari jahililah kepada Islam dan dari musyrik kepada tauhid.
Alasan mengapa kita harus bertobat:

1. Taubat adalah merupakan kebutuhan manusia.

Taubat adalah merupakan kebutuhan manusia, karena manusia ini tidak lepas dari kesalahan. SebagaimanaNabi Muhammad Saw bersabda:

Kullu bani aadama khoththooun wa khoirul khoththtooiina at tawwaabuun”.

(“Setiap Anak Adam pasti ada saja berbuat salah (khilaf), tetapi sebaik-baik yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat”).

Hanya saja hadits ini jangan dijadikan dalih untuk menjustisifikasi kesalahan yang sengaja dilakukan, tetapi ini sebuah peringatan agar manusia berhati-hati atas segala ucapan, tingkahlaku dan perbuatannya. Manusia memang tidak luput dari kesalahan, bahkan jangankan manusia pada umumnya, sampai orang bertakwa sekaliapun ada saja yang berbuat kesalahan. Di surat Ali Imran ketika Allah bercerita tentang orang-orang yang berbuat kebajikan dalam surat Ali Imron, 3:135 , yang artinya :

Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri mereka sendiri, mereka ingat kepada Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedang mereka mengetahui.
Ayat tersebut menjadi dalil bahwa jangankan manusia pada umumnya sampai orang bertaqwa pun ada saja melakukan kesalahan dan kekhilafan. Tapi dia tidak membiarkan dirinya terus melakukan kesalahan itu, terus asyik dalam perbuatan dosa tapi segera bertaubat kepada Allah. Jadi dengan demikian taubat merupakan kebutuhan kita sebagai manusia, sebab kita tidak pernah lepas dari segala kekhilafan dan kesalahan.
2. Taubat merupakan perintah Allah kepada seluruh orang yang beriman.

Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu bertobat kepadaNya, sebagaimana firmanNya dalam surat At-Tahriim, 66:8, yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”.
Dalam ayat tersebut yang diperintahkan bertaubat itu, bukan ahlul ma’siat (orang yang senantiasa berbuat maksiat), tetapi yang diperintahkan untuk bertobat adalah orang yang beriman.
Ibnul Qoyyim al-jauzy dalam kitabnya Tahdib Madaarijis Shaalihiin, ketika mengomentari ayat ini, beliu mengatakan, ayat ini termasuk ayat madaniyah yang menjadi khitobnya adalah orang beriman yang sudah teruji keimanannya. Mereka sudah hijrah dan berjihad. Hijrah itu bukan perkara yang ringan tetapi teramat sangat berat yang menunjukkan kedalaman keimanan mereka kepada Allah Swt. Mereka harus meninggalkan rumah tempat tinggal, keluarga dan sanak saudara. Diantara mereka ada yang meninggalkan perniagaan, ladang, perkebunan peternakan dan harta benda mereka menuju Madianah yang belum jelas akan tidur dimana, tinggal dimana dan tidak mempunyai uang sepeserpun. Tapi ini perintah Allah, tidak ada pilihan kecuali sami’na wa atho’na, (kami dengar dan kami taati). Sudah berkorban habis-habisan, keimanannya sudah teruji masih diperintahkan bertaubat. Berarti taubat itu bukan hanya bagi mereka yang sering melakukan maksiat tetapi juga bagi seluruh orang yang beriman. jadi jelas, taubat itu bukan saja kebutuhan kita sebagai manusai yang suka khilaf dan salah, tapi perintah Allah kepada orang-orang beriman.

3. Rasulullah Saw sebagai teladan orang-orang beriman adalah Imaam at Tawwabiin (pemimpin orang-orang yang bertaubat).

Rasul yang wajib kita ikuti, beliau tidak pernah kurang dari 70-100 kali beristigfar dan bertaubat. Dalam hadits riwayat Bukhary belaiau berkata;

Wallahi inni laastaghfiru wa atuubu ilallahi fi yaumin aktsaro min sab’iina marroh”.

(Demi Allah aku bertobat dan beristighfar dalam sehari lebih dari 70 kali).
Nabi yang ma’sum, dosanya sudah diampuni, yang selalu melaksanakan perintah Allah, dalam sehari tidak kurang dari 70 kali beristigfar dan memohon ampun kepada Allah.

Dalam riwayat yang lainnya , yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Saw bersabda :

Ayyuhan naasu tuubuu ilallahi, fainni atuubu ilaihi fi yaumin miatu marroh

(Wahai manusia bertobatlah kalian kepada Allah dan sesungguhnya aku bertobat kepada Allah dalam sehari 100 kali).

Lalu bagaimana dengan kita?, padahal maksiat yang kita lakukan tidak terhitung jumlahnya, dari hari kehari dosa semakin menumpuk, maka terapilah diri kita dengan istigfar. Banyak-banyaklah beistigfar dan bertaubat.

Seorang sahabat Ibnu Umar menghitung taubat Rasulullah dalam satu majlis saja Rasul membaca 100 kali :

Rabbigfirlii wa tub ‘alayya innaka antat tawwabul ghofuur

(Ya allah ampunilah aku terimalah taubatku sesungguhnya engkau maha pengampun dan maha penerima taubat).

Atau dalam redaksi yang lain:

Rabbigfirlii wa tub ‘alayya innaka antat tawwaabur rohiim

Dan dalam riwayat yang lain Rasul mengatakan minimal dalam sehari kita membaca pada waktu pagi dan sore sayyidul istighfar:
Allahumma anta robbi laa ilaaha illa anta kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastaho’tu a’uudzubika min syarri ma shona’tu abu’u laka bini’matika ‘alayya wa abu’u bidzanbii fagfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta”.

Kala terlalu panjang ada yang lebih pendek lagi

Astagfirullahal ladzi laa ilaaha illa hual hayyul qoyyuum wa atuubu ilaihi

Itu juga terlalu panjang“Rabbigfirlii wa tub ‘alayya innaka antat tawwwabul ghofuur”  Itu juga belum hafal maka bacalah “Astaghfirullahal ‘azhiim

4. Allah mencintai orang-orang yang bertaubat.

Dan ini Allah sendiri yang mengatakannya, sebagimana firmanNya surat Al-Baqarah, 2:222 yang artinya kurang lebih demikian:

Sesungguhnya Allah maha menyukai orang-orang yang bertaubat dan dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri
Kalau mau dicintai Allah maka bertaubatlah. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan sungguh Allah merasa gembira ketika menerima taubat hambanya. Kegembiraanya ini melebihi seorang musafir yang kehilangan untanya yang sudah ia cari kemana-mana tetapi tidak ketemu, ketika sudah merasa lelah dia duduk dan ajaibnya ontanya datang dengan sendirinya. Maka bergembiralah si musafir tadi dan kegembiraan Allah melebihi musafir tadi.Allah sangat senang dan bergembira jika ada hamba-Nya yang bertaubat. Allah sangat cinta ketika seorang hamba menangis di malam hari, mengadukan masalahnya kepadaNya, dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
Bahkan dalam hadits, disebutkan Allah membentangkan ampunannya di malam hari untuk mengampuni taubat seorang hamba yang salah di siang hari. Dan Allah membentangkan taubatnya di siang hari untuk mengampuni dan menerima taubat hamba yang salah di malam hari, sampai matahari terbit dari tempat terbenamnya (kiamat).
Jadi, tidak alasan untuk tidak memperbanyak taubat. Sebagai manusia kita sering khilaf dan salah maka taubat adalah kebutuhan. Sebagai orang beriman kita diperintahkan oleh Allah untuk bertaubat. Sebagai seorang muslim kita wajib mengikuti Rasul yang dalam sehari tidak kurang dari 100 kali bertaubat. Dan sebagai hamba, Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Maka tidak ada alasan untuk tidak bertaubat dan menunda-nunda taubat.*
*sumber

Kalaulah Bukan Karena Allah Menutupi Aib-Aib Kita

Alhamdulillah, wash shalaatu wassalaamu ‘ala nabiyyinaa Muhammad, wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa man tabi’ahum bi ihsaan, wa ba’d.

Pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka berangkatlah Musa ‘alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.

Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur ‘alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”

Setelah itu langit tetap saja terang benderang… matahari pun bersinar makin kemilau… (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul).

Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi … asqinaa….”

Allah pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian…”

Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami…. karena engkaulah hujan tak kunjung turun…”

Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri… maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia… saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud…..

Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku… Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”

Maka hatinya pun gundah gulana… air matanya pun menetes….. menyesali perbuatan maksiatnya… sambil berkata lirih, “Ya Allah… Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun… selama itu pula Engkau menutupi ‘aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku…”

Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan… semakin lama semakin tebal menghitam… dan akhirnya turunlah hujan.

Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”

Musa berkata, “Ya Allah… Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”

Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka ‘aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka ‘aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”

(Kisah ini dikutip dari buku berjudul “Fii Bathni al-Huut” oleh Syaikh DR. Muhammad Al ‘Ariifi, hal. 42)

Subhaanallah… Kalaulah bukan karena Allah menutupi aib-aib kita…

***

Penulis: Abu Yazid T. Muhammad Nurdin
Artikel www.muslim.or.id

 ***

the waves erase the footprints of those who walk on the beach*)

berharap Engkau menutupi segala aibku, seperti Engkau menghapus jejak langkah di pasir ini dengan ombak-Mu

***

Ya Allah, ya Tawwab, ya Sattar, wahai Tuhan yang menutup segala aib, dengan cahaya-mu aku memperoleh petunjuk, dengan anugerah-Mu aku memperoleh kecukupan, dengan-Mu aku memasuki waktu pagi dan petang. Ya Allah dosaku di sisi-Mu sangat banyak, sedangkan aku (hanya dapat hidup) dengan bantuan-Mu, serta akan menuju kepada-Mu. Aku memohon maghfirah-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berlaku aniaya. Wa shallallâhu ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.**)

Kawan..

jika kau temukan aib pada diriku, maka satu pintaku untukmu..
jangan kau sebarkan aibku itu..
biarlah ia untukku dan untukmu..

*)Just breathe

**)Doa

pertanyaan seputar Taubat dari Zina

Ada seorang wanita menyampaikan pertanyaan seputar taubat dari zina yang pernah dia lakukan. Berikut beberapa bunyi pertanyaannya:

  1. Adakah taubat bagi dirinya yang pernah melakukan zina berulang kali?
  2. Apakah dosanya bisa dihapuskan dengan amal-amal fardlu saja dan shadaqah ataukah dia harus melaksanakan ibadah haji untuk menghapuskan dosa besar yang pernah diperbuatnya?
  3. Apakah boleh seorang wanita pezina untuk membaca Al-Qur’an sesudah berniat untuk bertaubat?
  4. Dan ketika sudah bertaubat lalu menikah, apakah haram dia menutupi dan tidak menceritakan masa kelamnya itu kepada suaminya? Dan ketika dia hidup bersama pasangannya dengan kondisi seperti itu tidakkah itu termasuk membohongi pasangan?
Jawaban:
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah beserta keluarga dan para sahabatnya.
Wanita ini telah melakukan dosa yang sangat besar. Dia telah melanggar keharaman yang Allah tetapkan. Dan keharaman ini disebut oleh Allah dalam kitab-Nya dengan Fahisah (perbuatan hina/buruk). Maka wanita ini hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri, bagaimana kalau seandainya Allah mencabut nyawanya sementara dia dalam keadaan seperti ini? Karenanya wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang sungguh-sungguh). Dia juga harus bertekad untuk tidak mengulangi lagi dosa besar semacam ini. kemudian dia harus memperbanyak istighfar dan bershadaqah  serta terus menjaga ibadah shalat dan doa. Semoga dengan semua ini Allah menerima taubatnya. Dan satu hal yang perlu dicatat, dia wajib untuk menutupi aib dirinya tersebut dan tidak memberitahukan perbuatan masa kelamnya kepada seseorang. Semoga Allah menutupi aib diri kita dan aibnya juga selama di dunia dan akhirat.
Kami berpesan kepada wanita ini untuk bersyukur dengan sebenarnya atas karunia yang besar ini. Dan hendaknya ia tahu bahwa nikmat-nikmat Allah diperoleh melalui ketaatan dan akan hilang dan berkurang dengan kemaksiatan dan kemungkaran. Karenanya, baginya dan juga kepada kaum muslimin untuk selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya sehingga Allah akan menambah karunia-Nya.
. . nikmat-nikmat Allah diperoleh melalui ketaatan dan akan hilang dan berkurang dengan kemaksiatan dan kemungkaran. . .
Kami ingatkan kepada wanita ini untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Zumar: 53)
Sesungguhnya Allah sangat bahagia dan senang dengan taubatnya seorang hamba dan kembali kepada-Nya. Hanya saja semua itu harus disertai dengan niat yang tulus ikhlas karena Allah Ta’ala dan memperbanyak amal-amal shalih.
Diriwayatkan dari Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, “Tatkala seorang laki-laki sedang berjalan di suatu jalan ditimpa rasa haus yang amat sangat, kemudian ia mendapatkan sumur. Iapun segera turun ke dalamnya, dan minum airnya. Setelah merasa cukup, ia segera keluar.
Sekeluarnya dari sumur, ia mendapatkan seekor anjing yang sedang menjulur-julurkan lidahnya sambil menjilati tanah karena kehausan. Menyaksikan pemandangan ini, orang tersebut berkata: ’Sungguh anjing ini sedang merasakan kehausan sebagaimana yang tadi aku rasakan.’ Maka iapun bergegas turun kembali ke dalam sumur dan mengisikan air ke dalam sepatunya. Lalu dengan mulutnya menggigit sepatunya itu hingga ia keluar dari sumur. Segera ia meminumkan air itu ke anjing tersebut. Allah berterima kasih (menerima amalannya) dan mengampuninya.
Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah (perlakuan) kita kepada binatang-binatang semacam ini akan mendapatkan pahala?”
Beliau menjawab: “Pada setiap makhluq yang berhati basah (masih hidup) terdapat pahala.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dalam riwayat al-Bukhari, “Maka Allah bersyukur kepada-Nya dan mengampuni dosanya serta memasukkannya ke dalam surga.”
Dalam Shahihain, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: “Tatkala ada seekor anjing bolak-balik mengitari sebuah sumur, hampir hampir dia mati karena kehausan. Tiba-tiba seorang wanita pelacur dari golongan pelacur Bani Israil melihatnya. Dengan segera, wanita tersebut melepas terompah sepatunya. Lalu ia menampung air dengannya dan meminumkannya ke anjing tersebut. Dengan amalnya ini, dia diampuni (oleh Allah dari dosa-dosanya).
Dan sahnya taubat wanita tersebut tidak disyaratkan harus memberitahu kepada suaminya tentang perbuatan zinanya itu, jika Allah menutupi aibnya tersebut dan tidak menyingkapnya. Dan tidak memberitahukan perbuatan dosa kepada suami bukan termasuk perbutan dusta dan bohong.
Dia wajib untuk menutupi aib dirinya tersebut dan tidak memberitahukan perbuatan masa kelamnya kepada seseorang.

Juga tidak disyaratkan melaksanakan ibadah haji untuk diterimanya taubat. Hanya saja, apabila Allah memberikan kelapangan rizki dan kemudahan baginya, maka dia wajib melaksanakan ibadah haji ke Baitullah al-Haram. Dan itu lebih menjadikan taubatnya diterima dan dosanya diampuni. Wallahu alam .

– Semoga bermanfaat . hatur nuhun…….

sumber

Taubat (2)

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222).

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)dosa(nya).” (QS. Al Furqaan: 68-70.)

Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

 “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka kedalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak -bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari(pembalasan?)kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. Al Mu’min : 7-9).

 “Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang? .(QS. At-Taubah: 104)

Dan Dialah Yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan kesalahan-kesalahan. (QS. Asy-Syuuraa: 25)

Yang mengampuni dosa dan menerima taubat.(QS. Ghaafir: 3)

Maka barangsiapa yang bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu, dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al Maaidah: 39)

Tuhanmu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya, dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al An’aam: 54)

Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu, dan memperbaiki ( dirinya) sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl: 119)

Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS. Al Baqarah: 128).

Maka bertaubatlah kepada Tuhan Yang menjadikan kamu, dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu, pada sisi Tuhan Yang menjadikan kamu, maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang.(QS. Al Baqarah: 54)

Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohon ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS. An-Nisa: 64)

taubat

gerimis tipis basah diwajah..
angka pada almanak telah menjadi sejarah..
kepada-Mu, Wahai Penguasa Qolbu aku berserah..
atas segala resah dan gelisah..
atas segala perbuatan akan dosa dan salah..

Yaa Muqolibal Qulub Tsabit Qolbi..
Duhai Robb ku, mohon teguhkanlah hati ini dalam keimanan kepada-Mu..
Berikanlah Cinta-Mu agar aku mencintai-Mu lebih dan lebih cinta..

Ya Rahman Ya Rahim..
aku memohon kepada-Mu cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu.
Dekatkan aku pada perbuatan yang mengantarkan aku kepada Cinta-Mu..

Sesungguhnya, hanya Engkau lah yang Maha Mengetahui segala isi hati..

Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku..

dan aku mengakui, betapa besar Nikmat-NikmatMu yang tercurah kepadaku, sedangkan aku sangat tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan..
Ya Ghoffur, ampuni aku..

Tiada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau..
Tiada daya dan upaya melainkan atas pertolongan-Mu..

@soundofquietnez